PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD
Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem manajemen untuk mengelola
implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi,
strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata balanced dalam balanced
scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai perspektif,
jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata
scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya
serta ukurannya secara kuantitatif.
Balanced
scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
- menjelaskan visi organisasi
- menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
- mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya
- meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi yang tepat untuk mengarahkan perubahan
Selanjutnya
dalam menerapkan balanced scorecard, Robert Kaplan dan David Norton,
mensyaratkan dipegangnya lima prinsip utama berikut:
- Menerjemahkan sistem manajemen strategi berbasis balanced scorecard ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang dapat memahami
- Menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi itu. Ini untuk memberikan arah dari eksekutif kepada staf garis depan
- Membuat strategi merupakan pekerjaan bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang dalam implementasi strategis
- Membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi organisasi dan
- Melaksanakan agenda perubahan oleh eksekutif guna memobilisasi perubahan.
Munculnya Balanced Scorecard disebabkan karena adanya pergeseran
tingkat persaingan bisnis dari industrial competition ke information
competition, sehingga mengubah alat ukur atau acuan yang dipakai oleh
perusahaan untuk mengukur kinerjanya. Perubahan Teknologi → Persaingan
ketat di dunia bisnis → Mendorong kebutuhan akan Informasi →
Mengakibatkan persaingan Informasi → Untuk membantu ambil keputusan,
adanya kata Balance itu sendiri menunjukkan sebuah keseimbangan dalam pengelolaan
organisasi sehingga dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kinerja
organisasi dengan baik. Untuk mewujudkan itu maka dalam Balance Scorecard dalam
konsep ini memperkenalkan suatu sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan
menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria tersebut sebenarnya merupakan
penjabaran dari apa yang menjadi misi dan strategi perusahaan dalam jangka
panjang, yang digolongkan menjadi empat perspektif yang berbeda yaitu :
Pengukuran
ke-empat prespektif tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
- Perspektif Financial menurut Kaplan (Kaplan, 1996) pada saat perusahaan melakukan pengukuransecara finansial, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mendeteksikeberadaan industri yang dimilikinya. Kaplan menggolongkan tiga tahap perkembanganindustri yaitu; growth, sustain, dan harvest.Dari tahap-tahap perkembangan industri tersebut akan diperlukan strategi-strategi yang berbeda-beda. Dalam perspektif finansial, terdapat tiga aspek dari strategi yang dilakukan suatu perusahaan; (1) pertumbuhan pendapatan dan kombinasi pendapatan yang dimiliki suatu organisasi bisnis, (2) penurunan biaya dan peningkatan produktivitas, (3) penggunaan aset yang optimal dan strategi investasi.
- Perspektif Customer, dalam perspektif customer ini mengidentifikasi bagaimana kondisi customer mereka dan segmen pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Segmen yang telah mereka pilih ini mencerminkan keberadaan customer tersebut sebagai sumber pendapatan mereka. Dalam perspektif ini, pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama (Kaplan,1996:67); yaitu
- pengukuran pangsa pasar, pengukuran terhadap besarnya pangsa pasar perusahaan mencerminkan proporsi bisnis dalam satu area bisnis tertentu yang diungkapkan dalam bentuk uang, jumlah customer, atau unit volume yang terjual atas setiap unit produk yang terjual.
- customer retention, pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan jumlah customer yang saat ini dimiliki oleh perusahaan.
- customer acquisition, pengukuran dapat dilakukan melalui prosentase jumlah penambahan customer baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah customer baru yang ada.
- customer satisfaction, pengukuran terhadap tingkat kepuasan pelanggan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik diantaranya adalah : survei melalui surat (pos), interview melalui telepon, atau personal interview.
- customer profitability, pengukuran terhadap customer profitability dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing (ABC).
- Perspektif Proses Bisnis Internal, dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi customer dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini perusahaan berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu: proses inovasi, proses operasi, proses pasca penjualan.
- Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Kaplan (Kaplan,1996) mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan.
Cerita suksesnya penerapan konsep balanced scorecard pada
berbagai perusahaan dilaporkan pada artikel Harvard Business Review ( 1996)
yang berjudul “Using Balanced Scorecard as a strategik management sistem ”.
Terobosan konsep balanced scorecard menyebar dengan cepat melalui
seminar, artikel manajemen, academic dan journal ekonomi seluruh dunia.Mengapa balanced
scorecard lebih unggul dibandingkan dengan metode pengukuran lainnya?
Sepanjang pengamatan saya dari berbagai artikel dan literature bahwa keunggulan
balanced scorecard adalah sebagai berikut:
- Komprehensif
Sebelum konsep Balanced scorecard lahir, perusahaan
beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk
mengukur kinerja perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil diterapkan,
para eksekutif perusahaan baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya
merupakan hasil dari 3 perspektif lainnya yaitu customer, proses bisnis, dan
pembelajaran pertumbuhan. Pengukuran yang lebih holistic, luas dan menyeluruh
(komprehensif) ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih
strategi korporat dan memampukan perusahaan untuk memasuki arena bisnis yang
kompleks.
2. Koheran
Di dalam balanced scorecard dikenal dengan istilah
hubungan sebab akibat (causal relationship) . Setiap perspektif
(Keuangan, costumer, proses bisnis, dan pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai
suatu sasaran strategik (strategic objective) yang mungkin jumlahnya lebih dari
satu. Definisi dari sasaran strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan
diwujudkan di masa yang akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan
perusahaan. Sasaran strategik untuk setiap perspektif harus dapat dijelaskan
hubungan sebab akibatnya, sebagai contoh pertumbuhan Return on investmen
(ROI) ditentukan oleh meningkatnya kualitas pelayanan kepada customer,
pelayanan kepada customer bisa ditingkatkan karena perusahaan menerapkan
teknologi informasi yang tepat guna. dan keberhasilan penerapan teknologi
informasi didukung oleh kompetensi dan komitmen dari karyawan. Hubungan sebab
akibat ini disebut koheren, kalo disimpulkan semua sasaran strategik yang
terjadi di perusahaan harus bisa dijelaskan.
3. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4
perspektif meliputi Jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor
internal dan eksternal. Keseimbangan dalam balanced scorecard juga tercermin
dengan selarasnya scorecard personal staff dengan scorecard
perusahaan sehingga setiap personal yang ada di dalam perusahaan
bertanggungjawab untuk memajukan perusahaan.
4.
Terukur
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah
adanya kenyakinan bahwa ‘if we can measure it, we can manage it, if we can
manage it, we can achieve it’. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti
pada perspektif customer, proses bisnis/ intern serta pembelajaran dan
pertumbuhan dengan menggunakan balanced scorecard dapat dikelola
sehingga dapat diwujudkan.
Daftar pustaka ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar