PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi yang bergerak baik dalam bidang sosial maupun komersial. Ada dua kemungkinan sifat tujuan dari pengambilan keputusan. Pertama adalah tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal dalam arti bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang diambil sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih.
Dalam setiap pengambilan keputusan para pengambil keputusan akan selalu
berhadapan dengan lingkungan, dimana salah satu karakteristiknya yang paling
menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan adalah ketidakpastian (Uncertainty),
ini adalah salah satu sifat dimana tidak akan dapat diketahui dengan pasti apa
yang akan terjadi di masa yang datang.
Untuk itu maka model pengambilan keputusan sangatlah penting untuk membantu
para pengambil keputusan dan mengambil keputusan. Ada beberapa macam model
keputusan antara lain model simulasi computer, model pohon keputusan, model
probabilistik dan lain sebagainya. Dari model tersebut masing – masing memiliki
tipe kasus yang berbeda tapi memiliki fungsi yang sama. Maka dari itu
kami mengangkat suatu kasus dari model probabilistic untuk lebih memahami model
– model pengambilan keputusan tersebut.
Pengertian
Model Pegambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu
sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model
secara cepat dan benar.
Pentingnya
model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
· Untuk
mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan
dipecahkan diselesaikan itu.
· Untuk
memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara
unsur-unsur itu.
· Untuk
merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel.
Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
· Untuk
memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan
situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang
kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial
dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat
memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
Quade membedakan model ke dalam dua
tipe, yakni model kuantitatif dan model kualitatif.
1.
Model kuantitatif
Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika)
adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan
matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau
merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer.
Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui
asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa
menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik)
atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2.
Model kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas asumsi-asumsi yang
ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan
ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi
tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses
atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
Fisher mengemukakan bahwa pada hakekatnya
ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
1. Model Preskriptif
Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
2. Model Deskriptif
Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model
preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan
pada realitas observasi
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan
dibagi dalam 3 tipe :
1. Keputusan terprogram/keputusan
terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram.
Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah.
Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
2. Keputusan setengah terprogram /
setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian
berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/
Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.
3. Keputusan tidak terprogram/ tidak
terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu
terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah
tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Langkah-langkah pengambilan keputusan
( proses pembuatan keputusan )
Ø Pengakuan
terhadap persyaratan keputusan
Para manager menghadapi persyaratan keputusan baik dalam
bentuk masalah maupun kesempatan. Suatu masalah terjadi ketika pencapaian
organisasional kurang dari saran yang ditetapkan Kesadaran terhadap
masalah/kesempatan adalah langkah pertama dalam
mengambil keputusan dan membutuhkan
pengamatan lingkungan internal dan eksternal bagi isu-isu yang membutuhkan
perhatian eksekutif.
Ø Diagnosis dan analisis penyebab.
Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian
manager, pemahaman situasi harus diperjelas. Diagnosis adalah salah satu
langkah dalam proses pengambilan keputusan
Ø Proses Pengambilan Keputusan dalam
Organisasi
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan
keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara
bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
· Keputusan Strategi ; Yaitu keputusan
yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
· Keputusan Taktis : Keputusan yang
diambil oleh manajement menengah.
· Keputusan Operasional : Keputusan yang
dibuat oleh manajemen bawah.
Menurut Herbert
A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga
langkah utama, yaitu:
- Kegiatan Intelijen. Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
- Kegiatan Desain.Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang mungkin dilakukan.
- Kegiatan Pemilihan. Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
Ø Trial & error : Coba dan salah.
Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang
yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam
keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi
makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi
kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.
Ø Intuisi : penyelesaian masalah dengan
intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang
dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar
ilmiah. Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar
bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang
dimiliki.
Ø Nursing process : Proses keperawatan
merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh
rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi
pada klien.
Ø Scientifik methode/Research
Process : Proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah
berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang
sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
http://hutantropis.com/metode-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
http://dedenur.wordpress.com/2012/10/08/model-proses-pengambilan-keputusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar